Masjid [bukan] Tempat Aman

Pencuri

Pencuri

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Di bulan ini, masjid-masjid yang dulunya sepi, tiba-tiba jadi ramai setiap waktu. Semua umat Islam menjalankan kewajibannya, ada yang secara sadar pun ada yang terpaksa. Namun kawan, saya di sini tidak akan membahas perihal puasa karena saya bukanlah ahlinya. Saya hanya ingin sharing peristiwa yang terjadi di sekitar saya. Lebih tepatnya, di masjid.

Beberapa hari yang lalu, malam hari, saya menerima pesan singkat dari teman saya.

Teman-teman, minta doanya, saya barusan kehilangan tas di masjid jurusan. Alhasil, saya kehilangan dompet, uang, laptop, flasdisk, sama kartu-kartu dan surat-surat penting yang ada di dompet. Semoga saya kuat menjalani semua ini.

Lha saya diem dulu. Bingung mau balas gimana. Teman saya ini anak perantauan. Dia dari luar Jawa. Padahal setahu saya dia ini anaknya baik, pinter, dan berprestasi. Ok, mungkin ini memang salah satu cobaan yang diberikan oleh Tuhan di bulan suci ini. Tapi yang bikin saya nggak habis pikir, kok bisa-bisanya ada orang mencuri di masjid? Pas bulan puasa lagi!

Korban-korban terus berjatuhan. Beberapa saat yang lalu ada yang pasang status di Facebook:

Hilang 2 lagi laptop di masjid. Ayo, mau berapa lagi?

Saya jadi ngeri. Wah, ini artinya Satuan Keamanan Kampus harus selalu ditambah setiap bulan puasa begini. Dan itu akan sangat sulit menurut saya. OK kalau sekarang setiap gerbang kampus selalu ada pemeriksaan STNK, tapi itu kan cuma buat yang mau nyuri motor… Lha bagaimana dengan barang-barang lainnya seperti laptop? Yang saya tahu, pencuri jaman sekarang ini nggak kelihatan tampangnya. Bisa-bisa kelihatan seperti mahasiswa biasa.

Rupanya bentuk pencurian semakin berkembang gitu. Di masjid, kalau dulu yang hilang itu sandal atau sepatu, sekarang yang hilang hape atau laptop. Nah, lebih berteknologi kan. Lebih hi-tech kata Pak Habibie.

Nah, hal ini membuat saya berpikir. Ini kitanya yang lalai, atau pencurinya yang memang cerdik ya? Sehingga saya tidak bisa serta merta memberikan vonis bahwa pencurinya yang 100% salah. Bisa jadi dia memang melakukan  ini karena terpaksa untuk menghidupi anaknya yang banyak n lagi butuh makan. Bisa jadi dia memang khilaf karena nggak tahan denger anaknya merengek minta makan tiap malam. Kalau saya jadi korbannya, mungkin saya bilang, “Udah Pak! Nggak papa ambil aja! Tapi tolong, saya mau ambil data-data pentingnya dulu di dalam laptop. Sama KTP, KTM, SIM, dan STNK itu saya juga butuh Pak. Yang lainnya ambil aja nggak papa…”

Tapi bener nggak sih situasinya kayak gitu? Karena saat ini situasi serba nggak pasti. Ada kalanya kita merasa kasihan, eh yang dikasihani itu bohong n ngelunjak. Capek kan! Akhirnya yang bisa kita lakukan adalah melakukan pertahanan dan perlindungan pada diri sendiri. Jangan sampai kena musibah seperti itu.

Ok deh! Sobat blog semua, semoga tidak mendapatkan musibah yang bisa menggoncang hati di bulan puasa ini. Saran saya, hati-hati semua barang bawaan dimana pun itu, termasuk tempat ibadah. Namun jika sesuatu itu terjadi, tenanglah. Satu, berdoa untuk menenangkan hati. Dua, dengan tenang diurus satu-satu. Tiga, coba terbuka dengan teman dan keluarga. Empat, sedikit-sedikit ada usaha buat mencari kehilangan. Lima, berdoa lagi.

Bagaimana menurut teman-teman tentang fenomena ini? Apakah pernah mengalami kejadian yang sama?

Sumber gambar: Pencuri

7 thoughts on “Masjid [bukan] Tempat Aman

  1. Lah, ditaruh di mana itu tas kalo pas shalat? Harusnya kan ditaruh di depan, dan harus dalam jangkauan pandangan. 😦 😦 Masjid kan tempat umum, dan tempat umum tidak akan terlalu aman, meskipun itu adalah masjid. 😦 Pelajaran buat si korban. 😡

  2. yep, ane sebagai anak musholla/masjid justru jadi miris.. Manusia sudah semakin tidak takut terhadap pengawasan Tuhan-nya.. tapi ane yakin, setiap perbuatan pasti ada balasannya, dan setiap peristiwa pasti ada hikmah-nya.. Semoga dia bisa sabar..

Tinggalkan komentar